Sabtu, 08 Februari 2014

Teknik Radiografi HSG

Berbagi waktu bikin makalah laporan PKL tentang HSG

I. Pengertian
HSG Menurut T.Miller
            Adalah suatu pemeriksaan serial foto yang dilakukan dengan memasukkan bahan kontras melalui cervix kedalamcavum uterus dan tuba uterine melalui suatu alat khusus.
HSG Menurut G.Briand
            Adalah pemeriksaan radiology dari uterus dan saluran uterine dengan cara memberikan bahan kontras.
Kesimpulan
            HSG adalah pemeriksaan radiografi system reproduksi wanita bagian dalam dengan cara memberikan bahan kontras media positif melalui suatu alat khusus.

II. Tujuan Pemeriksaan HSG
                        Untuk mendapatkan gambaran dari system reproduksi wanita bagian dalam dengan cara memberikan bahan kontras media positif.

III. Anatomi dan Fisiologi
Organ Genetalia Eksterna Wanita
Mons Pubis : jaringan lemak tertutup kulit dan ditumbuhi bulu
Labia Mayora : dua bibir besar disekitar kemaluan
Labia Minora : dua bibir kecil dari kulit mengitari clitoris
Clitoris      : analogi dengan penis dan merupakan bagian paling peka dapat membesar dua kali dari ukuran semula, bisa bereaksi selama aktifitas seksual. Kelompok ini disebut denganvulva.
Organ Genetalia Interna
        Vagina : saluran sepanjang sekitar 8 cm, berfungsi sebagai jalan penis dan tempat lewatnya bayi lahir.
        Uterus : organ berbentuk buah pir berongga terletak dirongga perut bagian depan bawah, dibalik kandung kemih. Terdiri dari dua otot yang kuat, yang terkuat dari semua otot manusia, yang bias dilalui janin utuh, mendorongnya ke lubang lahir, dan kembali keukuran semula dalam 6 minggu.
        Uterus terdiri dari 3 bagian antara lain :
        fundus (bagian cembung diatas merupakan tempat muara tuba uterine)
        badan uterus (corpus uteri, berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada corpus uteri disebut cavum uteri atau rongga rahim )
        cervix uteri (struktur sempit berdinding tebal yang terletak diujung bawah uterus dan menuju ke atas vagina. Bagian dalam cervix adalah lubang antara uterus dan vagina. Lubang cervix yang menuju puncak vagina disebut portio
        Saluran Fallopian : tempat bertemunya sperma dengan telur matang. Panjang saluran sekitar 10 cm dan berbentuk seperti keranjang terbalik.
        Indung Telur :kelenjar endokrin yang terletak di rongga perut di bawah pusar. Berfungsi memproduksi telur yang siap dibuahi, serta mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone pembawa sifat-sifat kewanitaan dan pola haid.

IV. Indikasi Pemeriksaan
1.      Infertilitas primer dan sekunder
2.      Abortus berulang
3.      Melihat kelainan bawaan (congenital) uterus
4.      Evaluasi post operasi sterilisasi
5.      Tumor kandungan

V. Kontra Indikasi :
•         Menstruasi
•         Hamil
•         Pendarahan pervagina yang berat
•         Infeksi organ genetalia bagian dalam atau luar

VI. KAPAN DILAKUKAN HSG
•         SIKLUS MENSTRUASI
–        MASA OVULASI
–        PERTENGAHAN SIKLUS HAID
–        Misal : Siklus Haid 30 hari, pertengahan siklus haid  15 hari (masa ovulasi = subur). Jika pada tanggal 1 juni 2013 Haid hari-1 Kapan boleh dilakukan pemeriksaan HSG ?

VII. Persiapan Alat dan Bahan
Pesawat roentgen dengan fluoroscopy
kaset ukuran 18X24 cm, 24X30 cm
apron
peralatan HSG meliputi :
        sonde uterus
        speculum vagina sepasang (2 buah)
        tenaculum (portio tang)
        conus (ukuran S,M,L)
        sarung tangan
        kain kasa (haas)
        canul injection dan syringe (salphingograf)
        alas bokong
        lampu sorot
        bengkok

VII. Persiapan Pasien
1.      Pasien dilarang coitus sebelum dilakukan pemeriksaan ” Kenapa ?”
2.      Dilakukan pada hari ke 9 - 12 siklus haid (jika menstruasi sudah selesai) Menurut K Fochem (13-16: Barat)
3.      Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien disuruh buang air kecil (mixie)
4.      Pasien membawa pembalut

IX. Jenis-jenis Kontras Media
        Lipiodol ultrafluid
        urografin 60% (meglumin diatrizoate 60% atau sodium diatrizoate 10%)
        hipaque 50% (sodium diatrizoate)
        endografin (meglumine iodipamide)
        diaginol viscous (sodium acetrizoate plus dextran)
        salpix (sodium acetrizoate plus polyvinyl pyrolidone)
        isopaque (metrizoate)

X. TEKNIK RADIOGRAFI
•         Plan Foto
•         Pemasangan Alat HSG
•         Pemasukan Bahan Kontras
•         Foto (Eksposi) AP, Oblique Kanan, Oblique Kiri
•         Post Void

Plan Foto
Dibuat untuk menentukan factor eksposi, melihat apakah ada kalsifikasi pada ovarium, kalsifikasi fibrosa pyosalpinx,menggunakan film ukuran 24X30 cm yang diletakkan melintang.

Teknik Pemotretan
•  pasien supine diatas meja pemeriksaan
•  atur posisi pasien agar pelvis simetris
•  sentrasi kurang dari 2,5 cm garis tengah antara kedua SIAS atau 2 inchi di atas Symphisis pubis (menurut Merrill)
•  sinar diarahkan tegak lurus film
•   Kriteria gambar :
a.  Daerah pelvis mencakup vesica urinaria
b. Daerah uterus (pintu panggul atas terlihat di pertengahan film)

Pemasangan Alat HSG

•         pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan, bagian bokong pasien diberi alas
•         posisi pasien litotomi (cytoscopic position), lutut flexi. Sebelum dilakukan pemasangan alat HSG, pasien diberitahukan tentang pemasangan alat dengan maksud agar pasien mengerti dan tidak takut.
•         Lampu sorot diarahkan kebagian genetalia untuk membantu penerangan
•         Bagian genetalia eksterna dibersihkan dengan betadine menggunakan kassa steril
•         Speculum dimasukkan ke liang vagina secara perlahan-lahan
•         Cervix dibersihkan dengan betadine menggunakan kassa steril dan alat forceps/ tenaculum
•         Untuk mengetahui arah dan dalamnya cavum uteri digunakan sonde uterus
•         Portio dijepit dengan menggunakan tenaculum agar bagian dalam cervix dapat terbuka
•         Conus dipasang pada alat canulla injection yang telah dihubungkan dengan syringe yang berisi bahan kontras kemudian dimasukkan melalui liang vagina sehingga conus masuk ke dalam osteum uteri eksterna (ke dalam cervix)
•         Tenaculum dan alat salphingograf di fixasi, agar kontras media yang akan dimasukkan tidak bocor.
•         Speculum dilepas perlahan-lahan
•         Pasien dalam keadaan supine digeser ke tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai bawah pasien diposisikan lurus.
•         Kemudian fluoroscopy pada bagian pelvis dan bahan kontras disuntikkan hingga terlihat spill pada kedua belah sisi.


Pengambilan Gambar (Eksposi)


Antero Posterior
•         Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan dengan kedua tungkai lurus, pelvis rapat pada meja pemeriksaan, kedua tangan diatas kepala, meja pemeriksaan diposisikan trendelenberg 
•         Kaset ukuran   :  18X24 cm dipasang melintang
•         Bahan kontras :   disuntikkan 2-5 cc
•         CR                   :    pada symphisis pubis,  eksposi
•         Kriteria gambar yang tampak adalah tampak pengisian bahan kontras ke dalam tuba fallopi, tampak gambaran corpus uteri dan spill pada peritoneal cavity ( rongga peritoneal ).       

Oblique Kanan
•         Posisi pasien   : supine, tungkai kanan lurus, panggul bagian kiri diangkat kira-kira 45º, panggul bagian kanan merapat ke meja pemeriksaan, kedua tangan di atas kepala, meja dalam keadaan trendelenberg.
•         Kaset ukuran   : 18X24 cm dipasang melintang
•         CR                   : diarahkan pada pertengahan antara SIAS dan sympisis pubis bagian kanan, lalu di eksposi
•         Kriteria gambar yang tampak adalah tampak pada pengisian bahan kontras pada cavum uteri, tuba uterine, dan spill pada rongga peritoneum

Oblique Kiri
•         Posisi pasien    : supine, tungkai bawah kiri lurus, panggul bagian kanan diangkat kira-kira 45º, panggul bagian kiri merapat ke meja pemeriksaan, kedua tangan diatas kepala, posisi meja trendelenberg.
•         Kaset ukuran    :  18X24 cm diletakkan melintang
•         CR                    : diarahkan pada pertengahan antara                                        .                                    SIAS dengan sympisis pubis
•         Kriteria gambar yang tampak adalah tampak pengisian bahan kontras pada cavum uteri, tuba uterus bagian kanan dan kiri serta spill di sekitar fimbrae..

Post Void
•         Pembersihan bahan kontras, posisi sama dengan plan foto, setelah pasien loncat-loncat di Toilet
•         Kriteria
–        Daerah pelvis mencakup vesica urinaria
–        Daerah uterus (pintu panggul atas terlihat di pertengahan film)
–        Tampak sisa kontras, sebagian telah kosong

XI. PERHATIAN
•         Pasien setelah pemeriksaan diminta untuk memakai pembalut
•         Jika terasa pusing, tunggu sampai hilang
•         Dokter akan menganjurkan makan/minum obat Ponstan
•         Akan keluar bahan kontras bercampur betadin dari organ genetalia (pasien jangan takut)
•         Alat-alat HSG segera dibersihkan dengan sabun agar bahan kontras tidak mengering



HSG DENGAN POLY CATETER

•         Pemeriksaan radiografi sistem reproduksi wanita bagian dalam (uterus dan tuba uterina) dengan cara memberikan bahan kontras media positif dengan alat bantu kateter.

ALAT DAN BAHAN
•         Pesawat roentgen dengan fluoroscopy
•         Kaset ukuran 18 X 24 cm, 24 X 30 cm
•         Apron
•         Peralatan HSG kateter meliputi :
•         Sterill: 
•         speculum vagina sepasang
•         polycatteter
•         handscoon
•         spuit 10 cc
•         polly cateter
•         kasa steril (haas)
•         alas bokong
•         cocor bebek

Teknik Radiografi HSG Cateter
o       Pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan, bagian bokong diberi alas kain steril
o       Pasien diposisikan lithotomi, daerah vulva dibersihkan dengan betadine
o       Speculum dimasukkan ke dalam vagina secara perlahan
o       Cervix dibersihkan menggunakan kassa steril dan betadine
o       Sonde uterus digunakan untuk mengetahui arah fleksi dan dalamnya cavum uteri
o       Cateter yang digunakan adalah polycateteryang mempunyai dua cabang pada pangkalnya, satu untuk memasukkan udarasehingga menahan bahan kontras agar tidak keluar, cabang yang kedua untuk memasukkan bahan kontras.
o       Poly cateter dimasukkan perlahan sampaicanalis cervikalis, balon dikembangkan dengan mengisi udara sebanyak 1,5 cc. kemudian cateter ditarik untuk memastikan balon telah menetap dan sempurna.pada saat memasukkan cateter dibantu dengan alatcocor bebek dan lampu sorot
o       Setelah cateter fix, speculum vagina dilepas perlahan-lahan
o       Kaki pasien diluruskan dan pasien digeser perlahan ke arah cranial (pertengahan meja)
o       Fluoroscopy pada bagian pelvis, sambil memasukkan bahan kontras yang telah terisi didalam spuit 10 cc
o       Bahan kontras dimasukkan kira-kira 3 cc sampai terlihat spill sehingga dapat terlihat cavum uteri, dan menentukan apakah kedua tuba uterine terisi bahan kontras atau belum, jika tidak terlihat maka tambahkan lagi bahan kontras 1 cc
o       Eksposi proyeksi AP (4 cc), Oblique Kanan (+2 CC), Oblique Kiri (+2 CC)
o       Setelah terlihat spill maka balon cateter dikempiskan dan cateter dilepaskan perlahan-lahan.
o       Minta pasien untuk melompat-lompat di Toilet agar sisa kontras dapat keluar

PERHATIAN
•         Pasien setelah pemeriksaan diminta untuk memakai pembalut
•         Jika terasa pusing, tunggu sampai hilang
•         Dokter akan menganjurkan makan/minum obat Ponstan
•         Akan keluar bahan kontras bercampur betadin dari organ genetalia (pasien jangan takut)
•         Alat-alat HSG segera dibersihkan dengan sabun agar bahan kontras tidak mengering

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN



Menggunakan Alat HSG (Set)
Menggunakan alat bantu cateter
       Kelebihan

Pada saat dialirkan bahan kontras media, aliran agak kuat jika terjadi sumbatan akan mengikis sumbatan.

Pasien tidak terasa sakit

Kekurangan

Karena alat tsb terbuat dari logam, dapat mengakibatkan iritasi dengan organ reproduksi bagian dalam sehingga luka.
Pasien terasa sakit
Aliran bahan kontras agak lambat
Adanya gambaran balon pada bagian distal (cervic uteri)
Tambahan biaya untuk pembelian poly cateter



RADIOGRAFI KV TINGGI (HIGH KV)

Jadi ceritanya kemarin sempet mau ambil penelitian tentang teknik kV tinggi (high kV), tapi karena beberapa alasan jadi penelitian tentang high kV ditolak. padahal udah sempet ngumpulin plus ngerangkum dikit-dikit materinya nih.. (woooo curhat :D) yups, daripada mubazir, dishare aja deh.. siapa tau ada yang membutuhkan.. walaupun disharingnya cuman sekilas aja yaaa.. pusing kalo banyak-banyak :p

High kV adalah Teknik Radiografi menggunakan faktor eksposi KV tinggi lebih dari 100 KV, sehingga perbedaan densitas antar tulang , jaringan dan udara menjadi relatif homogen.

I.                   TUJUAN
Mendapatkan gambaran radiografi yang homogen antara jaringan, tulang dan udara.

II.                PRINSIP TEKNIK KV TINGGI
        KV tinggi diatas 100 KV (menurut buku Bushong)
        Untuk menanggulangi Radiasi Hambur menggunakan grid ratio 10:1 atau lebih (12 :1) (menurut buku Plaats)
        Menggunakan luas lapangan penyinaran secukupnya sesuai dengan besar objek

III.              KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN
KEKURANGAN
* Batas tegas densitas jaringan dapat tervisualiasidi film
* Pemberian waktu singkat (mAs kecil)
* Panas tabung sinar x berkurang
* Latitude eksposi lebih besar
* Fine focus (fokus kecil)
* Dosis radiasi pasien berkurang

* Harus menggunakan Pesawat Kapasitas besar
* Radiasi Hambur besar memerlukan grid ratio yang tinggi
* Mengurangi detail dan kontras pada gambaran Jaringan lunak
* Proteksi radiasi kepada pasien harus lebih diperhatikan dosis gonad tinggi pada foto thorax
* Penetrasi daya tembus beresiko besar pada pembuluh darah kecil.

IV.             PENERAPAN TEKNIK KV TINGGI (menurut buku Plaats)
a.       Foto Thorax
b.      Pemeriksaan Abdomen yang menggunakan kontras media
c.       Angiografi
d.      Cholangiografi
e.       Lumbal Lateral


Catetan : Buku yang disebutkan ada semua dikampus. tinggal dicari aja atau minta bantuan ke Mas Riki.. heheheh ^^

Fistulografi

Lagi lagi mau sharing tentang catetan mata kuliah teknik radiografi lanjut nih... disharing karena juga pernah ikut melihat langsung prosedurnya waktu PKL.. check yuk ;)

Fistulografi adalah Pemeriksaan radiografi untuk menunjukkan lokasi dan luas dari fistel dengan menggunakan kontras media.

PATOLOGI
   Fistel berupa lubang/saluran abnormal yang menghubungkan  dua organ tubuh akibat tukak yang dalam, cacat bawaan, tindakan medis yang terjadi di berbagai jaringan /organ tubuh
Fistel ada 2 jenis :
Fistel Interna
Fistel Eksterna

PENYEBAB FISTEL
*      Kebocoran setelah operasi
*      Penyakit Chrons
*      Adanya perembesan dari abses ke colon
*      Timbulnya Peptic Ulcer
*      Adanya Maligna Neoplasma
*      Diverticulitis
*      Cacat Bawaan

JENIS FISTEL
Fistel Interna : Fistula yang terdapat pada ruang abdomen/dalam tubuh
Fistel Eksterna : Fistula yang berhubungan dengan permukaan dinding abdomen/permukaan kulit organ tubuh
v     Fistel yang pendek
v     Fistel yang dalam
v     Fistel yang berliku
v     Fistel yang dalam dan berliku
v     Fistel yang saling berhubungan lebih dari satu
Tanda-tanda  Fistel Interna
~   Peritonitis
~   Rasa sakit di abdomen
~   Pyreksia
~   Distensi
Tanda-tanda Fistel Eksterna
•         Keluarnya nanah
•         Hilangnya zat cair dan udara dari dalam tubuh

KONTRA INDIKASI
*      Infeksi berat pada fistel
*      Pyreksia dan demam tinggi
*      KU (Keadaan Umum)  yang menurun/memburuk


TEKNIK RADIOGRAFI FISTULOGRAFI EKSTERNA

Persiapan Alat dan Bahan
Steril :
Ö        Spuit 20 cc
Ö        Introducer (Abocath/canule)
Ö        Kassa
Ö        Sarung Tangan
Non Steril :
§          Bengkok
§          Alkohol
§          Betadin
§          Plester
§          Marker

Kontras Media
Ø      Iodine Compound ; Urografin 76 %, Telebrix, Omnipaque,

Persiapan Pemeriksaan
Inform Concent
Buat Plain Foto di daerah fistel
* Pakaian diganti dengan baju pasien yang tersedia di Radiologi
* Benda-benda yang bersifat radioopaque di tubuh pasien harus dilepaskan)
* Posisikan pasien dimeja pemeriksaan (tergantung letak fistel :  letak anterior posisi supine, Letak posterior posisi prone)

Pemasukan Bahan Kontras Media

-Bersihkan mulut fistel dengan disinfektan (betadin/alkohol)
-Pilih introducer yang sesuai dengan mulut fistel (abocath no 16) masukkan ke dalam lubang fistel.
-Beri marker pada mulut fistel.
-Abocath disambung ke spuit yang berisi kontras media
-Injeksi kontras media ke dalam fistel secukupnya

Perhatian : Hentikan Pemasukan kontras media jika terjadi :

Kontras Spill Back
-Pasien mengeluh sakit
-Reaksi perlawanan saat diinjeksi
-Jika kontras media masuk ke dalam fistel, sampai terjadi spil,  lalu bersihkan tumpahan kontras di sekitar tubuh pasien
-Lakukan eksposi (dapat menggunakan fluoroskopi atau konvensional)
-Jika kontras belum terisi sampai pangkal maka ditambahkan hingga terjadi spill back lalu di eksposi.
-Eksposi dengan posisi PA/AP dan Lateral Jika diperlukan tambah posisi oblik.
-Selesai pemeriksaan introducer dan spuit  dilepaskan dari lubang fistel

-Bersihkan meja pemriksaan dan pasien diminta untuk mengganti pakaian

TEKNIK PEMERIKSAAN FISTEL INTERNA

Di  Colon
Persiapan Pasien Sebelum Pemeriksaan
  1. Minta Persetujuan tindakan (inform concent)
  2. 1 hari sebelum pemeriksaan harus makan makanan lunak tidak berserat.
  3. Malam hari jam 08.30 makan garam inggris/ dulcolak tablet
  4. Makan terakhir jam  22.00 wib
  5. Pagi hari di bagian radiologi  pasien ganti pakaian dengan baju pasien lalu di clisma lalu di foto Polos (Plan Foto) daerah abdomen bawah)
  6. Psien dipersilahkan untuk BAB di Toilet

Pemasukan Kontras Media
        *      Gunakan Colon set  Bahan kontras barium enema
        *      Masukan kontras  barium secara perlahan
        *      Fluoroscopy
        *      Eksposi posisi AP, Oblique, lateral

Rabu, 05 Februari 2014

Radioterapi

Sharing catatan materi kuliah radioterapi semoga bermanfaat

Tahapan Dalam Proses Radioterapi
ü  Preparation
ü  Simulation
ü  Treatment Planning
ü  Mould
ü  Verification
ü  Treatment

Radiation Therapy Team work
        Radiation Oncologist (RO)
        Medical Physicist (MP)
        Radiografer/Radiotherapist (RTT)
        Others as appropriate.
o   Nurse
o   Engineer

Maksud dan Tujuan Simulasi Penyinaran
Upaya yang mengacu pada Prinsip Radioterapi :
o   Memastikan letak tumor/target
o   Mempertimbangkan organ kritis di sekitar target
o   Menentukan Luas Lapangan Penyinaran
o   Menentukan Jarak sumber radiasi (sesuai pesawat terapi yang tersedia)
o   Menentukan arah berkas radiasi
o   Memperhatikan Konsistensi posisi objek/target
o   Verifikasi dan Dokumentasi Rencana Penyinaran

Simulator
ü  Adalah : Alat untuk melakukan Simulasi penyinaran
ü  Simulasi Penyinaran : Proses penentuan lokasi target (Lokalisasi ) & penetapan parameter acuan setup penyinaran
ü  Lokalisasi : memerlukan fasilitas pencitraan (imejing) , seperti :
o   Foto Terapi ( pesawat & film x ray konvensional )
o   Floroskopi ( pesawat simulator konvensional )
o   Kontur CT ( pesawat simulator CT Extension)
o   Slices CT ( dengan pesawat CT simulator )
o   Virtual Simulator (software untuk melakukan simulasi virtual berdasarkan rekonstruksi slices CT / MRI / PET Scan )

Lokalisasi dengan Foto Terapi
        Biasanya hanya untuk melokalisasi target teknik lapangan sederhana ( Simple fields ) seperti : Lapangan Langsung atau dua lapangan Plan Pararel.
        Target di tandai pada kulit pasien dengan suatu marker metal (kawat ) lalu dibuat foto x ray. Posisi marker di kulit jika perlu  dikoreksi berdasarkan hasil yang ditampilkan foto x ray. Kemudian dibuat foto ulang untuk memastikan target yang dimaksud berada pada area lapangan penyinaran.
        Cara ini dilakukan karena alasan keterbatasan fasilitas    ( tidak tersedia pesawat simulator konvensional )

Lokalisasi dengan Simulator Konvensional
  • Menggunakan imejing radiografi dan floroskopi untuk menetukan area target penyinaran.
  • Pesawat Simulator mempunyai fungsi pergerakan peralatan ( meja, gantry dan kolimator ) yang mirip dengan pesawat penyinaran. 
  • Memiliki indikator parameter sebagai acuan set up teknik penyinaran.
  • Dokumentasi foto lokalisasi dibuat dengan film x ray ( foto simulator ).

Lokalisasi dengan Simulator CT Extension
        Menggunakan imejing CT scanning dengan sistem squence.
        Dilakukan  untuk mendapatkan data kontur tubuh pada area target langsung di atas meja simulator secara cross sectional ( axial ).
        Data kontur yang didapat selanjutnya digunakan untuk planning penyinaran dengan TPS.
        Waktu yang dibutuhkan untuk mendapat satu slices CT relatif lama, karena untuk satu squence CT berdurasi sekitar 5 menit ( diluar proses persiapan perangkat).
        Capturing data berformat  digital radiografi sehingga dapat di export melalui jaringan work station /LAN atau dicetak diatas kertas printer.
        Jenis pesawat ini dikenal sebagai pesawat Simulator CT.  

Lokalisasi dengan CT Simulator
ü  Menggunakan pesawat CT Scanner dengan Table Top khusus ( Flat ) dan diameter Apertura yang lebih besar dari CT Scanner diagnostik, serta dilengkapi dengan External Laser Alignment untuk menetapkan landmark (titik referens ) target.
ü  Protokol area scanning sedikit berbeda dibandingkan protokol CT diagnostik ( biasa disebut dengan istilah CT Planning ).
ü  Data Slices CT, baik secara electronik (online ) atau secara analog ( digital scanner ) kemudian diolah untuk rekonstruksi planning 3 dimensi pada komputer (software ) TPS atau Virtual Simulator. 

Virtual Simulator
  • Suatu sistem (software) yang dapat melakukan simulasi secara virtual ( maya), dimana tubuh pasien ‘diwakili’ oleh data imejing pasien ( CT/MRI/PET ) yang telah diimport ke dalam sistem.

  • Data imejing  ( slice per slice ) yang menunjukkan adanya keganasan ditandai secara komputerais (delineating ), kemudian data imejing secara keseluruhan direkonstruksi menjadi bentuk volume yang dapat diolah untuk melakukan lokalisasi dan simulasi secara virtual.

  • Data  virtual simulator selanjutnya dikonfirmasi dan diolah lebih lanjut dengan komputer TPS untuk proses optimisasi dosis dan penetapan parameter Set Up penyinaran.


Alat dan Bahan Simulasi
        Pesawat simulator dan perlengkapannya.
        Alat Immobolisasi ( fiksasi / penyangga bagian tubuh pasien )
        Marker-marker radioopak ( berbentuk : kawat kaku, kawat fleksibel, mistar/rantai skala Pb, kontras media, marker R/L/ proyeksi AP/PA/Lat,dsb.).
        Separator.
        Bahan penanda kulit ( spidol permanen,dsb)
        Alat dan bahan proteksi infektius ( sarung tangan karet, alkohol, dlsb ).
        Bahan steril disposibel.
        Alat proteksi radiasi

Persyaratan Standar Pesawat Simulator
        Memiliki perangkat imejing
        Memiliki Meja dan gantry yang dapat digerakkan layaknya pesawat penyinaran
        Memiliki displai indikator parameter simulasi
        Memiliki perangkat laser alignment (positioning) untuk  tiga arah/ bidang (axial, coronal, sagital )
        Memiliki fungsi emergency.

Persiapan Simulasi Penyinaran
o   Memahami istilah anatomis dan patologis
o   Memahami desain rencana penyinaran yang dibuat oleh Dokter Spesialis Onkologi Radiasi
o   Memahami Alur Proses Pemberian Radioterapi
o   Menguasai dan memahami fungsi2 pengoperasian peralatan simulator dan penggunaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses simulasi.
o   Memahami prosedur (SOP) dan atau Instruksi Kerja Simulasi Penyinaran  

Teknik Simulasi Lapangan Langsung
Persipan :
Pahami permintaan simulasi yang tertera pada berkas pasien radioterapi, tentang :
o   pilihan pesawat penyinaran yang direncanakan.
o   Area regional target yang direncanakan sebagai lapangan penyinaran.
o   Penggunaan alat bantu positioning yang diperlukan

o   Simulasi untuk penyinaran dengan Planning TPS 2 D ~ 2,5 D
o   Teknik Penyinaran Box System pada area pelvis
o   Teknik Penyinaran Axial tanpa/dengan wedge
o   Teknik Tangensial SSD/Isosenter pada Ca. Mammae
o   Dsb.
Simulasi untuk penyinaran dengan Planning TPS kompleks ( 3D ~ IGRT / Streotactic )
·         Teknik Conformal / IMRT tanpa atau dengan lapangan Non Co-plannar
·         Teknik Penyinaran dengan Localizer ( IGRT / SRS / SRT )
Output Simulator
Berupa Tanda Acuan Penyinaran
ü  Marka sentrasi dan lapangan radiasi di kulit pasien/ alat fiksasi
Berkas Dokumentasi
        Data parameter simulasi/ set up penyinaran
        Imejing lokalisasi / Kontur CT


Moulding Radioterapi
Pencetakkan Alat Bantu Sebagai penunjang yang berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan penyinaran
Berupa : Alat Fiksasi, Duplikat Kontur, Bolus Kompensator, Individual Block dan alat bantu inovatif lainnya
Dibuat di ruangan khusus yang disebut sebagai ‘Mould Room’